Terperangkap Budaya Konsumtif…
Orang Indonesia pada umumnya paling senang mendengar kata ”Diskon Besar-besaran”. Sangking exsaitednya mereka mau saja mengantri dari pagi hingga siang, mungkinkah Indonesia menganut budaya konsumtif jika dilihat dari segi penggunaan dan pemakaian barang- barang tertentu yang mungkin pada dasarnya hanya untuk pemuas nafsu mereka akan barang- barang luxulury saja? Apakah watak orang Indonesia memang konsumtif seperti yang kita lihat?
Sebenarnya budaya konsumtif ini merupakan perwujudan praktik sosial yang berbahaya karena bisa ngelahirin berbagai dampak yang berbahaya banget bagi kehidupan masyarakat. Sifat konsumtif ini sebenarnya bagian yang gak bisa dipisahkan dari ideologi kapitalisme yang banyak mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat di Dunia. Budaya ini diciptakan sebagai bagian dari logika pasar dan komoditi oleh para kaum kapitalis. Keinginan masyarakat dijadikan sebuah komoditi pasar yang menguntungkan bagi pihak-pihak tertentu. Pasti saja keberadaan dari budaya konsumtif tersebut dapat mengancam tatanan nilai dan identitas yang telah dianut oleh masyarakat selama ini, terutama budaya hidup sederhana dan bersahaja yang dipakai Indonesia selama ini.
Konsumtif merupakan perilaku yang boros, yang mengonsumsi barang atau jasa secara berlebihan. Dimana yang lebih mendahulukan keinginan daripada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan sebagai gaya hidup yang bermewah-mewah. Orang yang konsumtif dapat dikatakan tidak lagi mempertimbangkan fungsi atau kegunaan ketika membeli barang melainkan mempertimbangkan prestise yang melekat pada barang tersebut.
Orang yang konsumtif menganggap bahwa membeli dan memakai barang mahal akan membuat mereka lebih Stylish. Padahal jika mereka bisa memadupadankan barang- barang lamanya mungkin akan lebih baik dari pada harus membeli barang- barang yang cenderung menguras isi kantongnya. Budaya konsumtif ini timbul dari sebuah kegalauan pada masyarakat karena krisis kepercayaan yang mereka rasakan, contohnya saja pada barang milik dalam negri dimana salah satu merk susu terkena virus yang dapat menyebabkan kematian, atau produk buatan dalam negri yang gak dipercaya lagi oleh bangsanya. Saya jadi ingat pada mobil buatan Indonesia asli buatan tangan Negara sendiri tapi seakan tak ada respon baik dari masyarakatnya sehingga mobil tersebut hilang dari peredaran dan ditemukan membusuk dilahan kosong yang ditumbuhi dengan ilalang yang tinggi menjulang. Atau pesawat rakitan dalam negri yang gak dipakai lagi malah membeli barang merk luar negri yang malah membuat krisis kepercayaan lebih memburuk lagi dimasyarakat.
Salah satu ciri dari perilaku konsumtif adalah kecenderungan masyarakat Indonesia mengkonsumsi sesuatu bukan karena mereka memang betul-betul membutuhkannya, tetapi lebih banyak karena mereka merasa membutuhkannya. Barang yang dikonsumsi itu bukan lagi dimiliki dari fungsi substansialnya, tetapi lebih ditekankan hanya pada makna simbolis yang melekat pada benda itu. Disini fungsi benda itu telah berubah menjadi sesuatu yang mempunyai makna simbolis yang mungkin berkaitan dengan status social, perasaan lebih berharga, atau sekedar terperangkap pada budaya primer . karena itu, sering terlihat dimasyarakat Indonesia yang mana menganggap bahwa semakin langka dan terbatas produksi suatu benda, semakin tinggi pula makna simolis yang melekat padanya.
Konsumtif ini mengajarkan kita tidak produktif, pada orang yang memiliki sifat konsumtif yang tinggi biasannya mereka merasa barang yang ada di hadapan dia harus dimiliki. Orang konsumtif melihat barang bukan dari kegunaan sekarang hingga nanti tetapi saat itu saja. Saat melihat barang ia akan merasakan pada saat memakai barang tersebut. Entah barang itu nanti akan dipakai lagi atau tidak yang penting saat itu juga ia harus memilikinya
Sifat konsumtif ini tidak masalah asal tidak merugikan orang lain orang duit-duit dia. Yang jadi masalah kalo yang bersangkutan sampe babak belur nombokinnya. Yang bikin sebel lagi kalo golongan ini mulai jadi provokator buat yang tipe saver. Kita bisa tahu kalau pola konsumtif ini lebih banyak bersifat negatif karena sangat mengkhawatirkan kehidupan mereka tidak akan pernah nyaman karena akan selalu dihantui rasa ketidak puasan yang termenerus muncul. Pola konsumtif dari segi positifnya mungkin hanya orang tersebut tidak tertinggal jaman tapi itu bukan jaminan bagi orang konsumtif. Jadi lebih baik kita tidak memiliki sifat seperti itu, yah hidup normal- normal aja apa yang mesti beli itu dilihat dari segi penting atau tidaknya untuk kedepannya kerena orang konsumtif tidak akan pernah mengulangi barang yang pernah dipakai dipakai kembali dan orang konsumtif akan selalu merasa barang yang ia memilki itu kurang. Kalau pun memiliki uang yang banyak gunakan untuk sesuatu yang sangat penting dulu.
Nah, buat teman- teman yang menganut budaya konsumtif sebainya mulailah berubah. Karena gak selamanya kita punya uang untuk beli ini dan itu, mungkin satu hari nanti kita terbentur biaya. Dan sebaiknya mulai sekarang mulailah untuk mampu membuat sesuatu atau berkreasi sebaik mungkin. Maka diperlukannya manusia yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, disiplin, berwawasan luas, kreatif, punya inisiatif dan prinsipil, untuk menghadapi tantangan yang tidak ringan itu. Bangsa Indonesia harus beranjak dari posisi sebagai konsumen menjadi produsen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar